Sunday, October 23, 2011

Antara Jiwa, Cinta Dan Bahagia

Islam tidak pernah menggambarkan cinta itu hina dan keji sehinggalah cinta itu dikuasai nafsu dan diukur dengan nilai-nilai cetek dan sementara tanpa dihubungkan dengan nilai Iman dan kehidupan Akhirat yang kekal abadi..


Cinta sebenarnya begitu suci, cuma kita yang salah mentafsir.. Kita salah menilai kesucian cinta itu mengikuta apa yang telah terjadi pada kita.. Kita telah menekankan kata cinta itu pabila kita telah gagal di dalam penghayatan sendiri..




Apabila merasakan jiwa kosong dan terasa amat sunyi maka kehidupan umpama lorong duka lara, simpang siurnya adalah kekeliruan dan kekecewaan sedangkan deru anginnya adalah nyanyian kedukaan.. Memberi kesan yang mendalam pada satu hakikat cinta.. Pada satu keyakinan di dalam jiwa, sedang hati itu kian menjauh..

Tidak ada lagi keindahan pada mahligai tersergam juga kebahagiaan pada segala kemewahan dan solekan dunia.. Hanya membiarkan diri itu menjadi tanda tanya.. Siapa yang merasakan kesengsaraan yang ditanggung.. Siapa yang mengerti akan perasaan yang di lalui..

Jiwa adalah sarang kebahagiaan, taman ketenangan dengan seribu janji senyuman.. Memberi satu laluan yang tiada penatnya bagai sungai jernih yang mengalir laju ke laut.. Bagai deruan ombak yang tak henti henti membadai pantai..

Kemanakah hilangnya nikmat satu kehidupan yang menjanjikan bahagia?
Dari manakah datangnya kepuasan jika diri hanya memeluk tubuh menanti tibanya cinta?

Kita tetap manusia, memerlukan hidayah untuk diisikan pada jiwa agar diri mengenal erti takut dan tunduk.. Kerana takut itulah yang akan mengajarnya erti keberanian dan tunduk itulah yang akan mengajarnya erti ketinggian.. Mengerti akan sakit dan bahana jika tergelincir jatuh..

Keberanian untuk menempuh pahit dan getirnya kehidupan serta ketinggian untuk memetik buah kebahagiaan
dalam rimbunan pepohon keimanan.. Merasa betapa manisnya terasa bila jiwa itu ada rasa ketenangan..
Bukankah cinta itu suci, sesuci embun pagi? Bukankah cinta itu mulia dan tinggi? Bukankah cinta itu datang dari kebersihan hati lalu melahirkan kemuliaan budi, kasih dan kepekaan jiwa?
Beruntunglah pada hati hati yang memiliki ketenangan jiwa yang di cari.. Mendayu rasa sebak di dada bila masih ada lagi kerunsingan dan ketakutan yang amat sangat tentang rasa jiwa yang hilang.. Semakin hilang di rasai.. Semakin sakit tersiksa..



Comments
7 Comments

7 Orang Yang Prihatin:

reenapple said...

cinta tak boleh dipadamkan dari jiwa sebab ia salah 1 sebab kebahagian?

Unknown said...

cinta yang bernafsu umpama tong yang penuh susu...

tanpa penutup....

kalau salah langkah dan gopoh gapah....


susu tumpah kena baju.

susu yang sedap berubah masam menjadi keju..




p/s keju dalam cheese sedap jugak apa...hahaha

anGah said...

@reenapple kdg tanpa cinta, ada juga kebahagiaan.. kdg kdg..

anGah said...

@Zulfikar Hazri wah.. dasyatt.. huhu

Sunah Sakura said...

capailah ketenangan dengan cinta Allah terlebih dahulu, insya'Allah Dia akan berikan kita ketenangan jiwa yang mendalam untuk cinta-cinta selepasNya...

eija said...

cinta lahir dari hati yg suci

fatinhanafi said...

zaman skrg byk cinta atas dasar nafsu jew....