Memang ramai yang inginkan kebahagiaan.. Di dalam mencari bahagia.. Masih lagi berada peringkat yang sama.. Terasa ingin melakukan perubahan diri pada tahap yang lebih baik, namun setelah hari demi hari berlalu.. Kita masih orang yang sama, masih memburu sesuatu yang tak pasti, terbeban dengan hari hari yang bakal ditempuhi.
Cinta sebenarnya begitu suci, cuma kita yang salah mentafsir.. Kita salah menilai kesucian cinta itu mengikuta apa yang telah terjadi pada kita.. Kita telah menekankan kata cinta itu pabila kita telah gagal di dalam penghayatan sendiri..Keberanian untuk menempuh pahit dan getirnya kehidupan serta ketinggian untuk memetik buah kebahagiaan dalam rimbunan pepohon keimanan.. Merasa betapa manisnya terasa bila jiwa itu ada rasa ketenangan..
Tidak ada lagi keindahan pada mahligai tersergam juga kebahagiaan pada segala kemewahan dan solekan dunia.. Hanya membiarkan diri itu menjadi tanda tanya.. Siapa yang merasakan kesengsaraan yang ditanggung.. Siapa yang mengerti akan perasaan yang di lalui..
Islam tidak pernah menggambarkan cinta itu hina dan keji sehinggalah cinta itu dikuasai nafsu dan diukur dengan nilai-nilai cetek dan sementara tanpa dihubungkan dengan nilai Iman dan kehidupan Akhirat yang kekal abadi..Jiwa adalah sarang kebahagiaan, taman ketenangan dengan seribu janji senyuman.. Memberi satu laluan yang tiada penatnya bagai sungai jernih yang mengalir laju ke laut.. Bagai deruan ombak yang tak henti henti membadai pantai..
Kemanakah hilangnya nikmat satu kehidupan yang menjanjikan bahagia?
Dari manakah datangnya kepuasan jika diri hanya memeluk tubuh menanti tibanya cinta?
Kita tetap manusia, memerlukan hidayah untuk diisikan pada jiwa agar diri mengenal erti takut dan tunduk.. Kerana takut itulah yang akan mengajarnya erti keberanian dan tunduk itulah yang akan mengajarnya erti ketinggian.. Mengerti akan sakit dan bahana jika tergelincir jatuh..
Bukankah cinta itu suci, sesuci embun pagi? Bukankah cinta itu mulia dan tinggi? Bukankah cinta itu datang dari kebersihan hati lalu melahirkan kemuliaan budi, kasih dan kepekaan jiwa?Beruntunglah pada hati hati yang memiliki ketenangan jiwa yang di cari.. Mendayu rasa sebak di dada bila masih ada lagi kerunsingan dan ketakutan yang amat sangat tentang rasa jiwa yang hilang.. Semakin hilang di rasai.. Semakin sakit tersiksa..